Selasa, 16 Desember 2008

Landasan Teori

Landasan teori yang saya gunakan sebagai "pisau bedah" dalam membedah persoalan homeschooling adalah pendidikan pembebasan
well, as we know, ngomongin pendidikan gak mungkin lah lepas dari seorang pedagog asal Brasil, PauLo Freire. dialah yang memulai pemikiran ini. Sebagai seorang humanis-revolusioner, Freire menunjukkan kecintaannya yang tinggi kepada manusia. Dengan kepercayaan ini ia berjuang untuk menegakkan sebuah dunia yang "menos feio, menos malvado, menos desumano" (less ugly, less cruel, less inhumane). Untuk menggambarkan betapa pentingnya Freire dalam dunia pendidikan bisa disimak dari statemen Moacir Gadotti dan Carlos Alberto Torres (dalam Nuryatno, 2008: www.kompas.com/kompas-cetak/0305/05/opini/275458.htm ); "Educators can be with Freire or against Freire, but not without Freire." Pernyataan ini menunjukkan signifikansi Freire dalam diskursus pendidikan di dunia
Pendidikan bagi Freire adalah praktek pembebasan, karena ia membebaskan pendidik, bukan hanya terdidik saja, dari perbudakan ganda berupa kebisuan dan monolog. Kedua-duanya dibebaskan ketika mereka mulai belajar, yang satu mulai menganggap diri cukup berharga dan yang lain belajar berdialog meski masih dibayang-bayangi oleh peranan pendidik sebagaimana biasa digambarkan (Freire, 1984 : ix).
Pembebasan adalah sebuah praksis: tindakan dan refleksi manusia atas dunia untuk dapat mengubahnya. Mereka yang sungguh-sungguh mngabdi pada gerakan pembebasan tidak dapat menerima baik konsep mekanistik tentang kesadaran sebagai sebuah bejana kosong yang akan diisi, maupun pengekangan melalui metode pendidikan gaya bank –istilah yang dipakai Freire untuk menyebut model pendidikan yang mapan di Brasil pada waktu itu- dengan mengatasnamakan pembebasan. Bagi yang benar-benar mengabdi , harus meninggalkan tujuan pendidikan sebagai usaha tabungan dan menggantikannya dengan penghadapan pada masalah-masalah manusia dalam hubungannya dengan dunia. Pendidikan yang membebaskan berisi laku-laku pemahaman, bukan pengalihan-pengalihan informasi. Pendidikan hadap-masalah menuntut yang pertama kali dilakukan adalah adanya pemecahan masalah kontradiksi antara guru dan murid (Freire, 2008 : 63 - 64).

actually, landasan teori yang saya gunakan dalam skripsi say abelum saya tulis ulang. karena terlau banyak pikiran yang bersliweran saat ini...

:(

Jumat, 14 November 2008

Kenapah pendidikan?

>iyah, kenapah pendidikan? kenapa mau bersusah payah untuk membahas pendidikan, di saat ada obyek yang begituuu mudah bwt saya? tentang manusia misalnya. yeaaah.. walaupun pendidikan ujungnya pun nanti berhubungan dengan manusia (semua pasti akan berakhir disana bukannya?). Kenapa tidak membahas "konsep manusia smpurna menurut novel 5cm, karya Donny Adhinegara" ? bukankah Lebih mudah. saya sangat mencintai novel itu, daaan.. penjabarannya pun sudah terraba oleh saya di dalam pikiran ini. lalu kenapa pendidikan? Pendidikan yang bagaimana...
Bukan karena ingin menulis skripsi yang outstanding yang membuat saya memutuskan mengambil tema besar pendidikan. Hanya sajaa... semua keputusan ini saya ambil berdasarkan keinginan nurani memberikan sedikit saja pemahaman kepada masyarakat tentang dunia pendidikan. Geram saja melihat begitu sepelenya (sepertinya) dunia pendidikan di mata sebagian besar masyarakat Indonesia. Tapi .. bukan mau jadi manusia sok tau.. hanya melihat dari sudut pandang seorang mahasiswa ajah.. memberikan wacana sama orang - orang di luar sana yang amsih peduli sama dunia pendidikan.
Perkembangan pendidikan harusnya sejalan dengan perkembangan kebutuhan. Hal tersebut tentu harus dipahami dengan sungguh – sungguh. Misalnya pada anak bayi, diberi didikan untuk mampu berucap / berkata – kata. Tujuan awalnya adalah memberi kemudahan bagi mereka untuk mengungkapkan maksud. Jadi saat mereka lapar, sakit perut, kedinginan, mereka tidak hanya menangis. Mereka bisa berucap, berbicara kepada orang – orang di sekitarnya untuk menyampaikan apa yang ia inginkan. Dengan begitu, kebutuhan kebutuhannya dapat dipenuhi.

Namun, pendidikan di Indonesia mengalami pergeseran makna saat anak memasuki usia sekolah. Pendidikan yang tadinya diharapkan mampu membantu anak memenuhi kebutuhan, menjadi sekedar kewajiban.Semakin meningkatnya kebutuhan anak, tidak ditunjang dengan baik oleh pendidikan yang didapat.Pendidikan yang maknanya begitu luas dikerucut menjadi sekolah. Hampir sebagian masyarakat di Indonesia percaya bahwa institusi pendidikan hanya sekolah. Tidak sedikit tetapi orang tua yang berpikir ulang untuk menyerahkan secara total pendidikan anak – anak mereka ke institusi sekolah formal tersebut. Banyak orang tua yang mulai sadar bahwa sekolah formal belum cukup baik untuk anak – anak mereka.Kerapkali sekolah formal berorientasi pada nilai rapor (kepentingan sekolah), bukannya mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman dan moral). Di sekolah, banyak murid mengejar nilai rapor dengan mencontek atau membeli ijazah palsu. Selain itu, perhatian secara personal pada anak, kurang diperhatikan. Ditambah lagi, identitas anak distigmatisasi dan ditentukan oleh teman-temannya yang lebih pintar, lebih unggul atau lebih “cerdas”. Keadaan demikian menambah suasana sekolah menjadi tidak menyenangkan bagi peserta didik

itu hanya sebagian paragraf yang saya mabil dari latar belakang penulisan skripsi ini. semoga bisa memancing sedikit keingintahuan... kalo ada masukan juga boLeehh
;)

Minggu, 05 Oktober 2008

juduLnyah...

bagaimana kalO kita muLai dari juduL terLEbih dahuLu? judul yang kmaren bulan juni tlah dsetujui untuk dijadikan bahan skripsi oleh saya adalah
" perspektif pendidikan pembebasan dalam model sekolah homeschooling "

judul itu syukurnya telah melewati proses yang cukup matang setelah ditimbang, dirasa, di pikirkan... sempat mau mengkecilkan ituh menjadi suatu penelitiaan kewilayahan yg dibatasi dgn kata - kata 'di Indonesia' namun karna satu dan lain hal... kata - kata " di Indonesia" dihapuskan..

sampai tulisan ini diturunkan, penulis berhasil menyusun dua bab (belum direvisi), dgn PR yg masih begitu banyak di bidang objek formal (baca : pendidikan pembebasan dalam ranah filsafat pendidikan). karna refrensi nya baru baca satuu bukuuu!!!!

eh, dua ding sebenernyah....
baru KumpuLan tulisan mengenai pemikiran2 pendidikan "menggugat pendidikan; ..." yang dialihbahasakan oleh Omi Intan Naomi
dan juga buku O'neil mengenai ideologi2 pendidikan,

ada yg punya ide soal refrensi pendidikan pembebasan?
syukur2 bahasa Indonesia
;p


Sabtu, 04 Oktober 2008

starting point

starting point by lokaine